WARTAALENGKA, Cianjur – Presiden Republik Indonesia, Prabowo
Subianto, mengutus Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mewakili Indonesia dalam
upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Paus Fransiskus, yang meninggal
pada 22 April 2025, meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Pemakaman tersebut menjadi momen bersejarah, di mana
Indonesia turut memberikan penghormatan kepada pemimpin spiritual global ini.
Keputusan Prabowo untuk mengutus
Jokowi merupakan langkah diplomatik penting yang menunjukkan penghormatan
Indonesia terhadap kepemimpinan Paus Fransiskus selama lebih dari satu dekade.
Paus Fransiskus dikenal luas dengan komitmennya terhadap perdamaian dunia,
keadilan sosial, dan penanggulangan perubahan iklim. Kepergiannya menjadi
kehilangan besar, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi banyak orang
di luar gereja yang merasakan dampak dari ajarannya.
Paus Fransiskus, yang terpilih pada
tahun 2013, meninggal dunia setelah memimpin Gereja Katolik selama 12 tahun.
Pemimpin gereja asal Argentina ini telah meninggalkan warisan yang luar biasa
dengan pendekatan pastoralnya yang inklusif dan perhatian terhadap isu-isu
kemanusiaan. Sebagai pemimpin spiritual terbesar di dunia, Paus Fransiskus
dikenal dengan sikapnya yang sederhana dan penuh kasih kepada sesama, terutama
kepada kelompok marginal dan terdampak ketidakadilan sosial.
Kematian Paus Fransiskus disambut
dengan kesedihan mendalam oleh umat Katolik di seluruh dunia. Dalam situasi
ini, Indonesia melalui Presiden Prabowo mengirimkan utusan resmi untuk
memberikan penghormatan terakhir dan menyampaikan rasa duka cita negara. Menteri
Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa pengutusan Presiden Jokowi ke
Vatikan tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap Paus, tetapi juga
sebagai simbol solidaritas Indonesia terhadap dunia Katolik.
Retno Marsudi mengatakan, “Indonesia
merasa sangat kehilangan atas wafatnya Paus Fransiskus, seorang pemimpin yang
selalu mengutamakan perdamaian, keadilan, dan toleransi antarumat beragama.
Pengutusan Presiden Jokowi adalah bentuk penghargaan yang mendalam dari
pemerintah Indonesia terhadap warisan Paus Fransiskus.”
Selain menjadi pemimpin Gereja
Katolik, Paus Fransiskus juga dikenal sebagai simbol perdamaian dan penentang
ketidakadilan sosial. Beliau secara konsisten menekankan pentingnya menjaga
martabat manusia, melawan kemiskinan, dan mengatasi ketidaksetaraan. Tidak
hanya itu, Paus Fransiskus juga memainkan peran penting dalam diplomasi
internasional, termasuk membantu meredakan ketegangan antara negara-negara
besar.
Kepergian Paus Fransiskus menyisakan
kekosongan besar di dunia Katolik. Namun, pengaruh dan ajaran-ajarannya akan
terus hidup di hati banyak orang. Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, yang
digelar pada 23 April 2025, dihadiri oleh banyak pemimpin dunia, termasuk
Presiden Joko Widodo yang diutus langsung oleh Presiden Prabowo.
Jokowi berangkat menuju Vatikan pada
23 April, setelah menerima instruksi dari Prabowo. Kehadiran Jokowi di upacara
pemakaman tersebut tidak hanya untuk memberikan penghormatan dari Indonesia,
tetapi juga sebagai bentuk pengakuan atas hubungan baik antara Indonesia dan
Vatikan. Indonesia, meskipun mayoritas penduduknya Muslim, telah lama menjaga
hubungan yang baik dengan Vatikan, berlandaskan pada prinsip perdamaian dan
toleransi antarumat beragama.
Menurut Retno Marsudi, kehadiran
Presiden Jokowi di Vatikan menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang
menghargai keragaman dan mengutamakan hubungan antarnegara yang berbasis pada
saling pengertian. Jokowi pun merasa terhormat untuk dapat menjadi utusan
negara dalam momen yang penuh makna ini.
“Sebagai negara dengan populasi Muslim
terbesar di dunia, Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mempererat hubungan
antarumat beragama. Kami berharap dengan kehadiran Presiden Jokowi, hubungan
Indonesia dan Vatikan semakin kuat, dan kita bisa terus bekerja sama untuk
perdamaian dunia,” ungkap Retno.
Pemakaman Paus Fransiskus berlangsung
dengan khidmat di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Ribuan orang dari berbagai
penjuru dunia hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus yang
telah banyak memberikan kontribusi besar dalam membangun kedamaian dan keadilan
global. Upacara pemakaman tersebut juga menjadi momen refleksi bagi umat
Katolik mengenai pengaruh Paus Fransiskus yang luar biasa di seluruh dunia.
Selain Indonesia, sejumlah pemimpin
dunia lainnya juga hadir di Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir
kepada Paus Fransiskus. Beberapa di antaranya adalah Presiden Prancis Emmanuel
Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
Kehadiran para pemimpin ini memperlihatkan betapa besar pengaruh Paus
Fransiskus di kancah internasional.
Paus Fransiskus selama masa
kepemimpinannya telah membangun hubungan yang erat dengan negara-negara di
berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Beliau pernah mengunjungi Indonesia
pada tahun 2017, yang menjadi momen bersejarah bagi umat Katolik di tanah air.
Selama kunjungannya, Paus Fransiskus menyampaikan pesan perdamaian dan
toleransi yang mendalam, yang hingga kini terus bergema di hati umat Katolik
Indonesia.
Pentingnya kedamaian antarumat
beragama juga tercermin dalam banyak kebijakan yang diambil Paus Fransiskus
selama memimpin Gereja Katolik. Salah satunya adalah komitmennya terhadap
isu-isu sosial, seperti perubahan iklim dan kemiskinan, yang menurutnya merupakan
tantangan besar yang harus dihadapi bersama sebagai umat manusia. Paus
Fransiskus tidak hanya berbicara tentang masalah-masalah ini, tetapi juga
mendorong aksi konkret dari seluruh umat manusia untuk menyelesaikannya.
Dengan pemakaman Paus Fransiskus yang
berlangsung dengan penuh hormat dan pengakuan dari berbagai pihak di dunia,
Indonesia, melalui pengutusan Presiden Jokowi, turut menyampaikan rasa duka
yang mendalam. Pemerintah Indonesia berharap agar semangat perdamaian dan
keadilan yang dijunjung Paus Fransiskus dapat terus hidup dan menjadi inspirasi
bagi generasi mendatang.
Meskipun Paus Fransiskus telah tiada, warisan ajaran dan kebijakan-kebijakan yang dia usung akan terus mempengaruhi dunia, termasuk Indonesia. Pemimpin baru yang akan terpilih untuk menggantikan Paus Fransiskus diharapkan dapat melanjutkan misi besar beliau dalam membangun dunia yang lebih damai dan adil. (WA/ Ow)