PETANI CIANJUR TERLILIT PINJAMAN MISTERIUS DI BJB, DUGAAN PENCATUTAN IDENTITAS MENCUAT

 
Sumber Foto: tribunjabar.com

WARTAALENGKA, CianjurSejumlah petani di Kabupaten Cianjur mengeluhkan munculnya kredit misterius atas nama mereka di Bank BJB. Para petani ini mengaku tidak pernah merasa mengajukan pinjaman, namun mendadak mendapat tagihan dalam jumlah besar.

Kondisi ini membuat para petani resah. Pasalnya, beban pinjaman tersebut muncul tanpa pemberitahuan resmi dan tidak pernah disepakati oleh yang bersangkutan. Beberapa dari mereka bahkan baru menyadari keberadaan utang itu saat hendak mengurus dokumen administrasi lainnya.

Seorang petani dari Kecamatan Sukanagara, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan dirinya kaget saat mengetahui memiliki utang di Bank BJB senilai puluhan juta rupiah. Padahal ia tak pernah mengajukan kredit ke bank tersebut.

“Awalnya saya tidak tahu, tapi pas saya cek ke bank, katanya saya punya pinjaman. Padahal saya tidak pernah pinjam uang. Saya merasa identitas saya dipakai tanpa izin,” ujarnya, Selasa (16/4/2025).

Keluhan serupa juga disampaikan oleh beberapa petani lainnya dari wilayah berbeda di Cianjur selatan. Mereka menyebutkan adanya skema peminjaman yang diduga melibatkan pihak ketiga yang memalsukan data pribadi mereka.

Sebagian dari petani tersebut merasa namanya dicatut untuk mengajukan pinjaman program bantuan pertanian yang sebelumnya memang disalurkan melalui Bank BJB. Namun, dana yang seharusnya diterima tak pernah sampai ke tangan mereka.

Ketua Serikat Petani Cianjur, Rahmat Hidayat, menyebut bahwa pihaknya menerima banyak laporan terkait kasus serupa. Menurutnya, pola dugaan penipuan ini berlangsung sistematis dan melibatkan oknum yang memiliki akses pada data-data petani.

“Kami sudah kumpulkan data-datanya. Ada indikasi kuat identitas petani dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu. Yang lebih parah lagi, uangnya tidak pernah sampai ke petani,” kata Rahmat.

Ia juga menyebutkan, jumlah utang yang tercatat di sistem perbankan bervariasi. Beberapa ada yang mencapai Rp40 juta hingga Rp70 juta per petani. Padahal, petani tersebut tidak pernah menandatangani perjanjian pinjaman.

Rahmat menduga ada permainan antara pihak bank, perantara, dan oknum pelaku yang memanfaatkan program pertanian sebagai kedok untuk mengajukan kredit fiktif. Ia menuntut investigasi serius dari aparat penegak hukum dan otoritas keuangan.

Bank BJB Cabang Cianjur sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini. Saat dihubungi, pihak manajemen hanya menyampaikan bahwa mereka sedang melakukan penelusuran lebih lanjut terkait laporan yang masuk.

“Kami akan selidiki lebih lanjut dan melakukan verifikasi terhadap data-data yang ada. Jika ditemukan kejanggalan, akan kami tindaklanjuti sesuai ketentuan,” ujar salah satu perwakilan BJB melalui pesan singkat.

Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat menyatakan siap menindaklanjuti kasus ini bila memang terdapat dugaan pelanggaran yang merugikan konsumen. Mereka meminta petani untuk segera melapor dengan membawa bukti-bukti pendukung.

Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono, menuturkan bahwa kasus pencatutan identitas dalam pengajuan kredit adalah bentuk pelanggaran serius. Ia mengimbau semua pihak perbankan untuk memperkuat sistem verifikasi data nasabah.

“Kalau ada penyalahgunaan data, itu sangat berbahaya. Maka dari itu, verifikasi dan validasi data harus betul-betul dilakukan dengan ketat,” kata Indarto.

Pemerintah Kabupaten Cianjur juga menyatakan keprihatinannya atas permasalahan yang dihadapi para petani. Bupati Herman Suherman mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyelidiki kasus ini.

“Kami tidak bisa membiarkan petani menjadi korban. Ini menyangkut masa depan mereka. Kami akan bantu advokasi dan mendorong penyelesaian secara hukum,” tegas Herman saat dikonfirmasi.

Ia pun meminta aparat kepolisian untuk ikut menyelidiki keterlibatan oknum yang memanfaatkan data petani secara ilegal. Menurutnya, sektor pertanian seharusnya didukung, bukan malah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

Beberapa petani kini tengah menyiapkan gugatan hukum melalui pendampingan dari Serikat Petani Cianjur. Mereka berharap keadilan ditegakkan dan nama mereka dibersihkan dari catatan utang yang tidak pernah mereka buat.

Rahmat menambahkan, pihaknya akan terus mendorong transparansi dan perlindungan hukum terhadap petani agar kasus serupa tidak terulang. Ia juga mengusulkan audit menyeluruh terhadap seluruh pinjaman yang diduga fiktif.

“Kami tidak akan diam. Ini bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang kepercayaan. Kalau sistem ini terus dibiarkan, petani-petani kecil akan terus jadi korban,” tandasnya. (WA/ Ow)

Sumber: Cianjur Update dengan judul artikel Petani Cianjur Terjerat Utang Siluman Miliaran di Bank BJB, Diduga Jadi Korban Penipuan dan Pencatutan Identitas, oleh Hasan Cacan, 16 April 2025.


Lebih baru Lebih lama