AGAM KEMBALI PIMPIN SMAN 1 CIANJUR SETELAH SEMPAT DINONAKTIFKAN, INI PENJELASAN RESMINYA

 
Sumber Foto: detik.com

WARTAALENGKA, Cianjur – Setelah melalui proses panjang dan penuh tanda tanya, Agam Wahyudi akhirnya kembali menjabat sebagai Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Cianjur. Kepastian ini muncul setelah sebelumnya ia sempat dinonaktifkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada awal tahun 2024.

Kembalinya Agam ke kursi kepala sekolah mengakhiri polemik yang selama ini bergulir di kalangan civitas akademika dan masyarakat sekitar. Kabar ini disambut beragam oleh warga sekolah, mulai dari guru, siswa, hingga alumni yang selama ini mengikuti dinamika kepemimpinan di sekolah favorit tersebut.

Agam dikabarkan mulai kembali bertugas pada Senin, 22 April 2024. Ia kembali memimpin SMAN 1 Cianjur secara penuh setelah kurang lebih tiga bulan nonaktif. Dalam masa nonaktif tersebut, jabatan kepala sekolah diisi oleh pelaksana tugas.

Dalam pernyataan singkatnya, Agam menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang kembali diberikan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Ia juga mengungkapkan niat untuk kembali fokus membenahi dan memajukan sekolah.

"Alhamdulillah saya kembali bertugas di SMAN 1 Cianjur. Tentu ini merupakan amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab," kata Agam kepada wartawan.

Ia menegaskan bahwa selama ini tetap menjaga komunikasi dengan pihak sekolah, walaupun secara struktural tidak lagi menjabat saat itu. Menurutnya, SMAN 1 Cianjur adalah rumah besar yang telah membesarkan namanya, dan ia berkomitmen akan terus memberikan yang terbaik.

Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Asep Sudarwan, membenarkan kabar kembalinya Agam ke posisi semula. Ia menyampaikan bahwa keputusan ini merupakan hasil dari evaluasi menyeluruh oleh Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat.

“Ya, benar, Pak Agam sudah kembali menjabat sebagai kepala sekolah. Tentu ini dilakukan setelah berbagai proses sesuai mekanisme dan prosedur yang berlaku,” ujar Asep saat dikonfirmasi media.

Sebelumnya, Agam dinonaktifkan dari jabatannya karena adanya pemeriksaan internal terkait laporan dugaan pelanggaran administrasi. Namun hingga akhir pemeriksaan, tidak ditemukan pelanggaran berat yang mengharuskan pemberhentian permanen.

Meski tidak menjelaskan secara rinci apa yang menjadi dasar dinonaktifkannya Agam beberapa waktu lalu, pihak KCD menyatakan bahwa kini semua sudah dinyatakan selesai dan tidak ada lagi hal yang perlu dipermasalahkan.

Selama masa nonaktif, sejumlah pihak mempertanyakan keputusan Pemprov Jabar, terutama karena tidak adanya kejelasan sanksi ataupun hasil pemeriksaan. Bahkan, sempat muncul dukungan dari berbagai pihak agar Agam dikembalikan ke posisi semula.

Beberapa guru dan alumni menyebut Agam sebagai sosok pemimpin yang berkomitmen tinggi terhadap kualitas pendidikan dan memiliki kedekatan emosional dengan siswa maupun rekan sejawat.

“Kami melihat beliau (Agam) sebagai kepala sekolah yang progresif dan mampu mengayomi semua unsur di sekolah,” ungkap salah satu guru SMAN 1 Cianjur yang enggan disebutkan namanya.

Sementara itu, sejumlah siswa juga menyatakan antusiasme mereka menyambut kembalinya Agam ke sekolah. Beberapa di antara mereka menyebut bahwa di bawah kepemimpinan Agam, kegiatan sekolah terasa lebih hidup dan terorganisir.

Kepulangan Agam diharapkan bisa kembali membawa SMAN 1 Cianjur pada prestasi-prestasi akademik dan non-akademik seperti sebelumnya. Sebab selama kepemimpinannya, sekolah ini dikenal aktif menorehkan pencapaian di berbagai bidang.

Di sisi lain, pengamat pendidikan di Cianjur, Heri Setiawan, menyebut bahwa polemik nonaktifnya kepala sekolah seharusnya bisa menjadi pelajaran penting bagi pemerintah daerah maupun sekolah. Menurutnya, transparansi dan komunikasi publik sangat diperlukan untuk menghindari kesimpangsiuran informasi.

“Ketika publik tidak diberi penjelasan yang utuh, maka akan muncul spekulasi yang bisa merusak kepercayaan terhadap institusi,” jelasnya.

Ia juga menilai bahwa kembalinya Agam harus dijadikan momentum untuk memperkuat sistem tata kelola sekolah, termasuk memperjelas mekanisme rotasi dan sanksi pejabat pendidikan.

Sementara itu, Agam menyampaikan bahwa ia akan segera menyusun program kerja lanjutan untuk memastikan SMAN 1 Cianjur tetap menjadi sekolah unggulan dan menjaga semangat kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua.

"Saya ingin kembali menata sistem yang sudah berjalan, memperkuat yang sudah baik, serta memperbaiki yang masih kurang. Semua demi kemajuan sekolah dan pendidikan anak-anak Cianjur," ujar Agam. (WA/ Ow)


Lebih baru Lebih lama